Jumat, 28 September 2012

Rigid Pavement

Perkerasan  jalan beton semen portland atau  lebih sering disebut perkerasan kaku atau  juga  disebut  rigid  pavement,  terdiri  dari  pelat  beton  semen  portland  dan lapisan pondasi (bisa juga tidak ada) diatas tanah dasar (Suryawan, 2005).

 Beton  adalah  suatu  campuran  yang  terdiri  dari  pasir,  kerikil,  batu  pecah  atau
agregat  lain  yang  dicampur menjadi  satu  dengan  suatu  pasta  yang  terbuat  dari semen  dan  air  membentuk  suatu  massa  mirip  batuan.  Kadang,  satu  atau  lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik tertentu, seperti  kemudahan  pengerjaan  (workability),  durabilitas,  dan waktu  pengerasan. (Mc Cormac, 2003).

Beton banyak dipakai secara  luas sebagai bahan bangunan. Dalam adukan beton, air, dan semen membentuk pasta yang disebut pasta semen. Pasta semen ini selain mengisi  pori-pori  diantara  butiran-butiran  agregat  halus  juga  bersifat  sebagai perekat/pengikat dalam proses pengerasan, sehingga butiran-butiran agregat saling terekat  dengan  kuat  dan  terbentuklah  suatu  massa  yang  kompak/padat (Tjokrodimuljo, 1996).

Nilai banding berat air dan semen untuk suatu adukan beton dinamakan faktor air semen. Agar terjadi proses hidrasi yang sempurna dalam adukan beton, pada umumnya dipakai nilai faktor air semen (f.a.s) 0,4-0,6 tergantung mutu beton dan hendak dicapai. Semakin tinggi mutu beton yang ingin dicapai umumnya menggunakan nilai f.a.s rendah, sedangkan dilain pihak, untuk menambah daya workability (kelecakan, sifat mudah dikerjakan) diperlukan nilai f.a.s yang lebih tinggi (Istimawan, 1990).

Kekuatan semen yang telah mengeras tergantung pada jumlah air yang diperlukan waktu  proses  hidrasi  berlangsung.  Pada  dasarnya  jumlah  air  yang  diperlukan untuk proses hidrasi hanya kira-kira 25 persen dari berat semennya, penambahan jumlah air akan mengurangi kekuatan setelah mengeras. Kelebihan air dari yang diperlukan  untuk  proses  hidrasi  pada  umumnya  memang  diperlukan  pada pembuatan  beton,  agar  adukan  beton  dapat  dicampur  dengan  baik,  diangkut dengan mudah dan dapat dicetak tanpa rongga-rongga yang besar (tidak keropos). Akan  tetapi  hendaknya  selalu  diusahakan  jumlah  air  sesedikit  mungkin,  agar kekuatan  beton  tidak  terlalu  rendah.  Kuat  tekan  beton  sangat  dipengaruhi  oleh besarnya pori-pori pada  beton. Kelebihan  air  akan mengakibatkan beton  berpori
banyak,  sehingga  hasilnya  kurang  kuat  dan  juga  lebih  berpori  (porous)
(Tjokrodimuljo, 1996).

Bahan  campuran  tambahan  (admixtures)  adalah  bahan  yang  bukan  air,  agregat maupun  semen  yang  ditambahkan  ke  dalam  campuran  sesaat  atau  selama pencampuran. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat beton atau pasta  semen  agar menjadi  cocok  untuk  pekerjaan  tertentu,  atau  ekonomis  untuk tujuan lain seperti menghemat energi (Nawi, 1996).

Menurut  Kardiyono  Tjokrodimulyo  (1996)  bahan  tambah  adalah  bahan  selain unsur  pokok  beton  (air,  semen,  agregat)  yang  ditambahkan  pada  adukan  beton, sebelum,  segera atau  selama pengadukan beton. Tujuannya  ialah mengubah  satu atau  lebih  sifat-sifat  beton  sewaktu  masih  dalam  keadaan  segar  atau  setelah mengeras,  misalnya  mempercepat  pengerasan,  menambah  encer  adukan, menambah kuat  tekan, menambah daktilitas, mengurangi sifat getas, mengurangi retak-retak pengerasan dan sebagainya.

Pozzolan adalah bahan alam buatan yang  sebagian besar  terdiri dari unsur-unsursilikat  dan  aluminat  yang  reaktif  (Persyaratan  Umum  Bahan  Bangunan  di Indonesia PUBI, 1982). Pozzolan sendiri tidak memiliki sifat semen, tetapi dalam keadaan  halus  (lolos  ayakan  0,21  mm)  bereaksi  dengan  air  kapur  pada  suhu normal (24o-27oC) menjadi suatu massa padat yang  tidak  larut dalam air.  Jumlah pemakaian  bahan  pozzolan  sebagai  pengganti  semen  umumnya  berkisar  antara 10% sampai dengan 35% berat semen (Tjokrodimuljo, 1996).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment Lewat Facebook