Sabtu, 10 Desember 2011

Proses Pembuatan Bore pile


Pengertian Bore Pile itu membuat lubang untuk menanamkan pondasi sumuran/cor beton hingga tanah keras

Tahap-tahap yang harus di lakukan yaitu :

1. PROSES PENGEBORAN
Pengeboran dilakukan dengan menggunakan rotary drilling machine yang dilengkapi dengan buckets, augers dan casing. Material bantu seperti bentonite atau sejenisnya, maupun alat bantu sepeni chisse/ untuk menembus lapisan keras jika dibutuhkan harus disiapkan sehingga pengeboran dapat dilakukan hingga mencapai kedalaman yang diinginkan.
Jika dijumpai lapisan pasir, maka pengeboran dilakukan dengan memakai casing baja, sedangkan untuk lapisan yang lunak dan air tanah yang tinggi, menggunakan bentonite dengan komposisi yang benar
Selama pembuatan lubang bor ini, dilakukan pengambilan contoh tanah pada posisi sebagai berikut :
a. Dasar dari lubang bor
b. 0.50 m, 1.00 m, 1.50 m di atas dasar lubang bor.
c. Dan setiap pernbahan lapisan tanah yang dijumpai pada saat pengeboran.
.
2. PROSES PEMBERSIHAN LUBANG
Tahap kedua adalah pembersihan dasar lubang bor dari longsoran dan lumpur yang terjadi. Pembersihan harus dilakukan dengan alat pembersih khusus (cleaning bucket) dengan ukuran yang sesuai dengan lubang bor. Untuk memastikan bahwa lubang tersebut sudah bersih, maka sebelum dan sesudah pembersihan harus dilakukan pengukuran kedalaman dasar lubang bor dengan menggunakan pita ukur. Waktu untuk pembersihan dan kedalaman dari lubang bor setelah pembersihan dilakukan ini harus dicatat pada piling records.

3. PEMASANGAN BESI BETON
Tahap ketiga adalah penyetelan/pemasangan besi beton. Jumlah besi beton dan panjangnya harus dibuat sesuai dengan gambar rencana. Tulangan harus sudah terangkai dan siap untuk dimasukkan ke dalam lubang bor setelah pembersihan lubang bor dilakukan. Apabila tulangan ternyata belum siap maka pembersihan lubang bor harus dilakukan kembali sampai tulangan tersebut siap dimasukkan.

4. PENGUKURAN KEMBALI KEDALAMAN PENGEBORAN
Setelah tulangan terpasang di dalam lubang, maka harus dilakukan pengukuran kembali kedalaman lubang bor. Apabila ternyata terjadi pengurangan kedalaman lubang bor dibandingkan dengan kedalaman pada saat pembersihan selesai dilakukan, maka tulangan terpasang tersebut harns dikeluarkan dan pembersihan kembali lubang bor harus dilakukan

5. PENGECORAN BETON
Tahap kelimat adalah pekerjaan pengecoran beton ke dalam lubang bor. Beton yang akan digunakan disiapkan di tempat pekerjaan, pada saat pembersihan sedang dilakukan, sehingga pengecoran dapat langsung dilakukan setelah pekerjaan sebelumnya disetujui oleh Konsultan Pengawas. Untuk pengecoran tersebut diperlukan pipa tremie dengan diameter yang sesuai. Ujung terbawah dari tremie diatur agar selalu berada di bawah permukaan beton minimal sedalam 1.0 meter. Hal ini dapat dimonitor dengan memperkirakan volume beton yang sudah dicor. Juga harus diperhatikan agar lumpur tidaksampai terjebak di dasar lubang. Pengeeoran dilakukan sedemikian sehingga akhir pengeeoran berada minimal 1.00 meter di atas Cut Off Level (COL).

6. PEKERJAAN STRUKTUR – SITEWORKS – BORED PILE
PELAKSANAAN PENGEBORAN:
1. Predrilling dengan menggunakan auger.
2. Install casing. Memasang casing dengan penggetaran vibro hammer. Casing digunakan untuk mencegah runtuhan tanah pada lubang bor.
3. Pengeboran hingga kedalaman rencana. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan auger atau bucket tergantung kedalaman rencana.

4. Jumlah besi beton dan panjangnya harus dibuat sesuai dengan gambar rencana. Tulangan harus sudah terangkai dan siap untuk dimasukkan ke dalam casing setelah pembersihan casing dilakukan
5 .
Pengecoran beton pada lubang tulangan bored pile.
6. Pencabutan tremy. Dengan dilakukan penggetaran menggunakan vibro hammer.

http://tatangw.blogspot.com/search/label/TEKNIK%20SIPIL

https://paytren.online/

Kamis, 08 Desember 2011

Mengeskpor Gambar AutoCAD ke Microsoft Word

Untuk melakukan perpindahan data gambar AutoCAD ke program aplikasi lain
dipergunakan perintah COPYCLIP dari dalam AutoCAD. Cara menggunakan perintah
COPYCLIP adalah Anda ketik pada baris perintah command line, kemudian Anda akan
diminta untuk memilih obyek yang akan dipindahkan, setelah selesai memilih, maka
obyek data gambar tersebut akan disimpan di dalam clipboard Windows . Anda dapat
menampilkan kembali clipboard Windows ini pada progra aplikasi yang membutuhkan
gambar tersebut, yaitu dengan jalam mem-paste-nya. Anda dapat mengikuti contoh
berikut untuk memindahkan gambar AutoCAD ke dalam dokumen Microsoft Word 2000.
Contoh:
1. Di dalam AutoCAD, siapkan gambar, kemudian ikuti instruksi berikut.
Command: COPYCLIP
Select objects: (pilih obyek yang akan dipinda h)
Select objects: (Enter)
2. Buka program Word kesayangan Anda dan buka juga file dokumen yang akan
diselipkan gambar.
3. Pindahkan posisi cursor pada daerah di mana gambar akan diselipkan.
4. Setelah itu tekan tombol Shift+Insert (tekan tombol Shift dibarengi tombol Insert).
Atau Anda dapat juga mengklik menu Edit kemudian Paste atau juga dapat langsung
dengan kombinasi Ctrl+V (tekan tombol Ctrl dibarengi tombol V).

Cara diatas memang sangat mudah sekali untuk dilakukan dan kebiasaan kita sehari-hari
dalam proses ekspor. Tetapi proses cropping akan sulit dilakukan dan oleh sebab itu, saya
akan mengajari Anda teknik selanjutnya dengan cara export file menggunakan tipe file.
Contoh:
1. Di dalam AutoCAD, siapkan gambar, kemudian ikuti instruksi berikut.
Command: EXPORT
2. Buka program Word kesayangan Anda dan buka juga file dokumen yang akan
diselipkan gambar. Disini saya mencontohkan pada Word 2007, walaupun Anda masih
menggunakan Word versi dibawah caranya tetap sama.
3. Pindahkan posisi cursor pada daerah di mana gambar akan diselipkan.
4. Pada menu Ribbon pilih Insert kemuidian Picture

Contoh Lain yaitu dengan cara ( Untuk ACAD 2007 )
1.Buka program Autocad
2.Persiapkan gambar yang akan di pindah ke word
3.Pilih FILE di pojok kiri atas,terus pilih Exsport
4.Ganti type file menjadi metafile (*wmf) klik ok
5.selanjutnya blok gambar yang akan dipindah ke word (jangan lupa file di simpan di folder mna)
6.klik enter
7.buka file yang sudah di simpan ,,terus lanjutkan dengan meng crop gambar tersebut sesuai bentuk gambar
8. lanjutkan untuk mencopy gambar yang sudah di copy terus Paste ke MS

,semoga bisa bermanfaat ,,,,

PEMANFAATAN KAYU UNTUK KOMPONEN BANGUNAN

Kebutuhan kayu sebagai bahan baku untuk berbagai keperluan terus
meningkat. Demikian pula untuk keperluan bahan bangunan. Kayu-kayu yang beredar di
pasaran sebagian besar berasal dari hutan alam yang dikelompokkan atas jenis-jensi
komersial seperti kamper, bangkirai, keruing, kayu campuran (borneo). Karena
kecepatan antara pemanenan dan penanaman tidak seimbang, menyebabkan pasokan
kayu dari hutan alam kian menurun baik volume maupun mutunya yang mengakibatkan
harga kayu menjadi relatif mahal.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam mengatasi keterbatasan jumlah pasokan
kayu hutan antara lain dengan mengalihkan perhatian kepada jenis-jenis kayu yang


Sebagai bahan konstruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak dipakai
sebelum orang mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu tersebut harus
memenuhi syarat : mampu menahan bermacam-macam beban yang bekerja dengan
aman dalam jangka waktu yang direncanakan; mempunyai ketahanan dan keawetan yang
memadai melebihi umur pakainya; serta mempunyai ukuran penampang dan panjang
yang sesuai dengan pemakainnya dalam konstruksi.

Kayu untuk bahan bangunan berasal dari hutan alam, hutan tanaman dan
tanaman rakyat baik dari hutan rakyat maupun dari kebun. Saat ini ketersediaan kayu
dari hutan alam semakin menurun, sementara hasil kayu dari hutan tanaman belum
dapat mencukupi kenaikan kebutuhan kayu yang semakin meningkat dengan
pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi. Beberapa jenis kayu tanaman rakyat
ternyata mempunyai sifat yang sesuai untuk digunakan sebagai bahan bangunan
Dalam penggunaannya, kayu dipengaruhi oleh sifat-sifatnya, yaitu sifat fisis,
mekanis, anatomis, kimia maupun sifat lainnya. Sifat tersebut dipengaruhi oleh jenis
kayu, umur pohon, letak kayu dalam pohon, perbedaan tempat tumbuh serta faktor
lainnya yang mempengaruhi pertumbuhannya (Brown et al., 1952). Sebagai bahan
bangunan, maka kayu harus memenuhi syarat tertentu seperti kerapatan, kembang susut,
kekuatan dan keawetannya (Surjokusumo, 1982 dan Anonim, 2002)

Bahan konstruksi adalah bahan yang dipergunakan untuk mendukung beban
dalam arti memerlukan analisa/perhitungan yang cukup cermat, dan untuk kayu
mencakup bahan-bahan untuk kuda-kuda, jembatan, tiang pancang dan sebagainya.
Wirjomartono (1977) menunjukkan bahwa penggunaan kuda-kuda kayu dapat
menghemat biaya sekitar 40-50% dibandingkan jika menggunakan baja. Diperkirakan
sekitar 80% konsumsi kayu diperuntukkan pada bangunan rumah/gedung, sedangkan
yang 20% untuk perancah, jembatan, dermaga dan lain-lain. Penggunaan kayu untuk
pembangunan jembatan dan tiang pancang tidak lebih dari 5%. Jika kita akan bicara
tentang kayu sebagai bahan struktur bangunan, maka yang harus diperhatikan antara lain
adalah kekuatan dan keawetan kayu, karena tujuan umum para pemilik bangunan
maupun perencana adalah membangun/mempunyai gedung yang aman dan kuat
konstruksinya, biaya konstruksinya murah, umur bangunan cukup lama serta biaya
pemeliharaannya ringan.

KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN STRUKTUR ATAP


Struktur adalah susunan atau pengaturan bagian-bagian gedung yang menerima beban atau konstruksi utama dari bangunan tanpa mempedulikan apakah konstruksi tersebut kelihatan atau tidak kelihatan.

Struktur bangunan umumnya terdiri atas konstruksi pondasi, dinding, kolom, pelat lantai, dan kuda-kuda atap. Kuda-kuda atap adalah konstruksi (salah satu contoh; kayu) yang terdiri dari balok melintang (yang menerima gaya tarik), balok sebagai penopang atau tiang (yang menerima gaya tekan) guna menyangga dari gording dan kasau serta pelapis atap.

Walaupun atap itu ringan, pengaruh luar terhadap konstruksi dan penutupnya baik terhadap suhu (sinar matahari), cuaca (air hujan dan kelembaban udara), serta keamanan terhahap gaya horizontal (angin dan gempa) dan kebakaran harus tetap dijamin. ada konstruksi atap terdapat bahan bangunan utama seperti salah satu contohnya; kuda-kuda kayu. sedangkan sebagai bahan penutup adalah genting flam, genting pres, sirap, seng gelombang, serta genting atau pelat semen berserat. Konstruksi yang dipilih maupun bahan penutup akan mempengaruhi atau menentukan kemiringan atap,

Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang. Pilihan atas suatu
bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis dan dari keindahan. Jika
pemilihan kayu sebagai bahan bangunan maka perlu diketahui sifat-sifat kayu, dalam hal ini
kayu akan digunakan sebagai material pembuatan kuda-kuda konstruksi atap.
Dari segi manfaatnya bagi kehidupan manusia, kayu dinilai mempunyai sifat-sifat umum, yaitu sifat yang menyebabkan kayu selalu dibutuhkan. Sifat-sifat utama tersebut antara lain ;
  • Kayu merupakan sumber kekayaan alam bisa digunakan sebagai bahan baku untuk konstruksi atap.
  • Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang lain. Dengan kemajuan teknologi, kayu sebagai bahan mentah mudah diproses menjadi barang lain
  • Kayu tidak mempunyai sifat-sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan-bahan lain.misalnya kayu mempunyai sifat elastis, ulet, mempunyai ketahanan terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan seratnya atau sejajar seratnya dan masih ada sifat-sifat lain lagi. Sifat-sifat seperti ini tidak dipunyai oleh bahan–bahan baja, beton, atau bahan bahan lain yang bisa dibuat oleh manusia.
Konstruksi atap kayu mempunyai sifat-sifat yang menarik, meskipun ada juga rintangannya
karena tradisi tukang kayu. Sifat-sifat yang menguntungkan itu ialah :
  1. - Bobotnya yang ringan, sehingga menentukan beban pada konstruksi atap.
  2. Kekuatannya terhadap gaya tarik, gaya tekan dan momen lengkung.
  3. Harganya yang hemat dan murah, kemungkinan mendapatkan dan mengangkutnya dengan cepat.
  4. Ringan dan sekaligus tepatnya dalam pengerjaan dengan mesin dan alat sederhana.
  5. Dalam beberapa keadaan, kelemahan kayu sebagai bahan bangunan antara lain Mudahnya terbakar, Kecenderungannya berubah bentuk (mengembang, menyusut, melengkung, dan retak-retak karena pengeringan), Mudahnya kena pembusukan dan serangan hama.
Tetapi di samping itu sudah didapat cara dan jalan mengurangi dan mengatasi kekurangan /
kelemahan ini memalui perawatan dan pengerjaan kayu secara khusus. Untuk mengenal dan menentukan suatu jenis kayu, dapat dilihat dengan memperhatikan sifat-sifat kayu seperti kulit, warna kayu teras, arah serat dan sebagainya. Dan jenis kayu yang biasa digunakan untuk
konstruksi atap kayu adalah jenis kayu kamfer, jati, bengkirai, keruing.


  • Konstruksi kuda-kuda kayu

Konstruksi kuda-kuda kayu umumnya merupakan suatu konstruksi penyanggah atau
pendukung utama dari atap. Konstruksi kudakuda kayu mempunyai syarat tidak boleh
berubah bentuk, terutama jika sudah berfungsi. Beban-beban atap yang harus diterima
konstruksi kuda-kuda kayu melalui gordinggording yang sedapat mungkin disalurkan /
diterima tepat pada titik buhul. Dengan demikian rangka batang dapat bekerja sesuai
dengan perhitungan besarnya gaya batang dan juga batang tersebut tidak terjadi tegangan
lentur melainkan hanya terdapat tegangan normal tekan dan tarik.

  • Struktur Rangka Atap Kuda-Kuda Kayu

Kuda-kuda kayu adalah balok kayu dengan ukuran tertentu yang dirakit dan dibentuk
sehingga membentuk segitiga sama kaki. Kuda-kuda diletakkan pada beton ring balk
bersudut tertentu dengan fungsi sebagai pada sudut bangunan ke dalam. Titik pertemuan jurai dan bubungan, tempat bertemunya tiga bidang atap atau lebih. Bubungan penghubung miring, garis jurai pada bidang-bidang atap yang bertemu. Terjadi pada bangunan, yang tinggi bubungannya berbeda letaknya. Menghubungkan dua titik pertemuan jurai dan bubungan.
pembentuk model atap bangunan, tumpuan balok gording, rangka atap kaso, reng dan atap
genteng. Struktur rangka dibuat dari kayu atau sebagai struktur atap primer yang menyalurkan beban atap maupun beban angin kepada tumpuan (pelat dinding atau kolom masing-masing)

eprints.undip.ac.id/18499/1/2.pdf

Rabu, 07 Desember 2011

Pencegahan Korosi Pada Jembatan Baja

Jembatan baja mempunyai beberapa keunggulan terhadap jembatan beton. Jembatan
baja lebih ringan, lebih mudah dibuat, kekuatannya dapat lebih dipercaya. Berbagai hal ini
menjadikan jembatan baja lebih disukai, apalagi jembatan baja lebih indah dalam bentuk
serta warnanya.

Kebanyakan jembatan baja dilindungi terhadap korosi dengan pengecatan secara
berkala. Pengecatan ulang pada jembatan dengan laju korosi sedang biasanya dilakukan
setiap lima tahun.
Setelah perang dunia II banyak cat resin sintetis yang diperkenalkan. Cat dari jenis ini
jauh lebih tahan korosi bila dibandingkan dengan cat konvensional. Namun demikian tingkat
keawetannya masih sangat dipengaruhi oleh kesempurnaan pembersihan permukaan sebelum
pengecatan. Pemakaian cat terbaik sekalipun, jika tidak disertai pembersihan permukaan
sebagaimana mestinya, hasilnya akan sangat mengecewakan.

Tiga puluh tahun terakhir ini teknologi cat mengalami perkembangan cukup pesat,
sesuai dengan tuntutan yaitu awet, menarik, perawatan minimal, serta ekonomis. Sistem
tertentu memakai lapisan setebal 200 mikron atau lebih, dimaksudkan untuk memperpanjang
interval pengecatan ulang 10 sampai 15 tahun. Sebagai contoh, pemakaian cat yang
mengandung zink anorganik dengan film tebal dari cat phenolic resin, cat karet klorinat, atau
cat polyurethene resin. Penyemprotan zink-metal pada cat zink anorganik juga dikenal
sebagai prime coat.

Jika pengecatan tidak diperlukan, keuntungan secara ekonomis menjadi tak ternilai.
Suatu kenyataan pengecatan dapat dihindarkan dengan penggunaan baja tahan karat dengan
paduan rendah (low-alloy weathering steel), seperti tembaga )Cu), pospor (P), krom (Cr),
nikel (Ni), aluminium (Al), molybdenum (Mo), titanium (Ti). Salah satu atau beberapa aloi
tersebut dicampurkan pada baja. Setelah beberapa tahun, reaksi antara aloi dengan oksigen
yang terdapat di udara secara bebas, maka akan terbentuk suatu lapis tipis karat yang
menutup permukaan baja. Lapis karat tipis ini menghambat terjadinya korosi lebih lanjut.
Berbeda dengan karat pada umumnya, maka karat pada weathering steel ini berwarna coklat
tua dan menambah keindahan.

Sifat Metalurgi Baja

Baja yang biasa dipakai untuk struktur rangka (frame) bangunan adalah baja karbon
(carbon steel) dengan kuat tarik sekitar 400 Mpa, sedang baja dengan kuat tarik lebih dari
500 MPa sampai 1000 MPa disebut dengan baja kekuatan tinggi (high strength steel). Baja
kekuatan tinggi dengan kekuatan 500—600 MPa dibuat dengan paduan yang tepat ke dalam
baja. Baja kekuatan tinggi dengan kuat tarik 600 MPa atau lebih, dibuat dengan bahan
paduan disertai perlakuan panas (heat treatment).
Dalam banyak hal, fabrikasi struktur baja dilakukan dengan las, agar tidak terjadi
perlemahan akibat lubang baut. Oleh karena itu baja struktural tidak hanya dituntut
berkekuatan tinggi, tetapi juga harus dapat dilas. Sayangnya semakin tinggi kekuatan baja,
semakin sulit pengelasan dilakukan.
Beberapa pengaruh komponen baja terhadap sifat mekanis dan kemudahan pengelasan
dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Karbon (C) adalah komponen kimia pokok yang menentukan sifat baja. Semakin tinggi
kadar karbon di dalam baja, semakin tinggi kuat tarik serta tegangan leleh, tetapi koefisien
muai bahan turun, dan baja semaikn getas. Karbon mempunyai pengaruh yang paling
dominan terhadap sifat mampu las. Semakin tinggi kadar karbon menjadikan sifat mampu
las turun.

b. Mangan (Mn) menaikkan kekuatan dan kekerasan baja dan sedikit menurunkan koefisien
muai bahan, dan melawan terhadap kegetasan yang ditimbulkan oleh sulfur.

c. Silikon (Si) meningkatkan tegangan leleh, tetapi mengakibatkan kegetasan jika kadar
terlalu tinggi (2% atau lebih).

d. Pospor (P) dan sulfur (S) meningkatkan kegetasan baja sesuai dengan peningkatan
kadarnya.
Keduanya cenderung memisah keluar (segregate) dari baja.
Faktor utama pada kemudahan pengelasan adalah nilai ekivalensi karbon Ceq dari
komponen kimia dalam baja. Baja berkekuatan tinggi cenderung mempunyai nilai ekivalensi
karbon tinggi. Jika Ceq melampaui batas tertentu (Ceq=0,39—0,43), merosotnya sifat mampu
las dapat diatasi dengan pra pemanasan pada daerah yang akan dilas.

Baja Sebagai Bahan Bangunan


Baja adalah suatu jenis bahan bangunan yang berdasarkan pertimbangan ekonomi,
sifat, dan kekuatannya, cocok untuk pemikul beban. Oleh karena itu baja banyak dipakai
sebagai bahan struktur, misalnya untuk rangka utama bangunan bertingkat sebagai kolom
dan balok, sistem penyangga atap dengan bentangan panjang seperti gedung olahraga,
hanggar, menara antena, jembatan, penahan tanah, fondasi tiang pancang, bangunan
pelabuhan, struktur lepas pantai, dinding perkuatan pada reklamasi pantai, tangki-tangki
minyak, pipa penyaluran minyak, air, atau gas.

Beberapa keunggulan baja sebagai bahan struktur dapat diuraikan sebagai berikut.
Batang struktur dari baja mempunyai ukuran tampang yang lebih kecil daripada batang
struktur dengan bahan lain, karena kekuatan baja jauh lebih tinggi daripada beton maupun
kayu. Kekuatan yang tinggi ini terdistribusi secara merata. The Kozai Club (1983)
menyatakan kekuatan baja bervariasi dari 300 Mpa sampai 2000 Mpa. Kekuatan yang
tinggi ini mengakibatkan struktur yang terbuat dari baja lebih ringan daripada struktur
dengan bahan lain. Dengan demikian kebutuhan fondasi juga lebih kecil. Selain itu baja
mempunyai sifat mudah dibentuk. Struktur dari baja dapat dibongkar untuk kemudian
dipasang kembali, sehingga elemen struktur baja dapat dipakai berulang-ulang dalam
berbagai bentuk.
Fabrikasi struktur baja dapat dilakukan di bengkel-bengkel maupun pabrik dengan
mesin-mesin yang cukup terkendali memakai komputer, sehingga akurasi dan kecepatan
produksi yang baik dapat dicapai. Pengangkutan elemen-elemen struktur baja dari bengkel
ke lokasi pembangunan mudah dilakukan. Sangat jarang dijumpai kerusakan elemen struktur
baja sebagai akibat pengangkutan. Dua hal ini memberi keuntungan waktu pelaksanaan
bangunan menjadi singkat. Waktu pelaksanaan yang singkat ini secara teknis sangat
diperlukan dalam pembangunan struktur lepas pantai serta pelabuhan, sedang pada bangunan
gedung yang komersial dari sudut pandang ekonomi cukup menguntungkan, karena
bangunan yang dibuat dapat segera menghasilkan uang.

Penyambungan elemen struktur baja dapat dilakukan secara permanen memakai las,
.tanpa lubang-lubang perlemahan, sehinggga kekuatan sambungan tidak banyak berubah
dari kekuatan batang aslinya. Sekalipun kalau ditinjau dari tegangan residu, sebagai akibat
pendinginan yang tidak bersamaan serta pengerjaan secara dingin, sebenarnya pada baja
tersebut timbul tegangan residu. Pekerjaan las yang kurang baik dapat mengakibatkan
tegangan residu yang cukup besar yaitu sekitar 45% dari tegangan leleh baja. Hal ini berarti
bahwa sebelum dibebani, elemen struktur sudah mempunyai tegangan, sehingga kemampuan
untuk memikul beban menjadi berkurang.
Baja sebagai bahan struktur juga mempunyai beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan
baja adalah kemungkinan terjadinya korosi, yang memperlemah struktur, mengurangi
keindahan bangunan, dan memerlukan beaya perawatan cukup besar secara periodik.
Matsushima dan Tamada (1989) menyatakan bahwa pemeliharaan jembatan dengan
pengecatan setiap 5 tahun akan memakan biaya 10 persen dari harga bangunan. Hal ini
berarti bahwa biaya 50 tahun pemeliharaan akan sama dengan biaya pembuatan jembatan
baru.

Kekuatan baja sangat dipengaruhi oleh temperatur. Pada temperatur tinggi kekuatan
baja sangat rendah, sehingga pada saat terjadi kebakaran bangunan dapat runtuh sekalipun
tegangan yang terjadi hanya rendah. Kendala berikutnya, karena kekuatan baja sangat tinggi
maka banyak dijumpai batang-batang struktur yang langsing. Oleh karena itu bahaya tekuk
(buckling) mudah terjadi.

Comment Lewat Facebook