Perkerasan jalan beton semen portland atau lebih sering disebut perkerasan kaku atau juga
disebut rigid pavement, terdiri dari pelat beton semen
portland dan lapisan pondasi (bisa juga tidak ada) diatas tanah dasar
(Suryawan, 2005).
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah atau
agregat
lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang
terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan.
Kadang, satu atau lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan
beton dengan karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan
(workability), durabilitas, dan waktu pengerasan. (Mc Cormac, 2003).
Beton
banyak dipakai secara luas sebagai bahan bangunan. Dalam adukan beton,
air, dan semen membentuk pasta yang disebut pasta semen. Pasta semen
ini selain mengisi pori-pori diantara butiran-butiran agregat
halus juga bersifat sebagai perekat/pengikat dalam proses pengerasan,
sehingga butiran-butiran agregat saling terekat dengan kuat dan
terbentuklah suatu massa yang kompak/padat (Tjokrodimuljo, 1996).
Nilai
banding berat air dan semen untuk suatu adukan beton dinamakan faktor
air semen. Agar terjadi proses hidrasi yang sempurna dalam adukan beton,
pada umumnya dipakai nilai faktor air semen (f.a.s) 0,4-0,6 tergantung
mutu beton dan hendak dicapai. Semakin tinggi mutu beton yang ingin
dicapai umumnya menggunakan nilai f.a.s rendah, sedangkan dilain pihak,
untuk menambah daya workability (kelecakan, sifat mudah dikerjakan)
diperlukan nilai f.a.s yang lebih tinggi (Istimawan, 1990).
Kekuatan
semen yang telah mengeras tergantung pada jumlah air yang diperlukan
waktu proses hidrasi berlangsung. Pada dasarnya jumlah air yang
diperlukan untuk proses hidrasi hanya kira-kira 25 persen dari berat
semennya, penambahan jumlah air akan mengurangi kekuatan setelah
mengeras. Kelebihan air dari yang diperlukan untuk proses hidrasi
pada umumnya memang diperlukan pada pembuatan beton, agar adukan
beton dapat dicampur dengan baik, diangkut dengan mudah dan dapat
dicetak tanpa rongga-rongga yang besar (tidak keropos). Akan tetapi
hendaknya selalu diusahakan jumlah air sesedikit mungkin, agar
kekuatan beton tidak terlalu rendah. Kuat tekan beton sangat
dipengaruhi oleh besarnya pori-pori pada beton. Kelebihan air akan
mengakibatkan beton berpori
banyak, sehingga hasilnya kurang kuat dan juga lebih berpori (porous)
(Tjokrodimuljo, 1996).
Bahan
campuran tambahan (admixtures) adalah bahan yang bukan air,
agregat maupun semen yang ditambahkan ke dalam campuran sesaat
atau selama pencampuran. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah
sifat-sifat beton atau pasta semen agar menjadi cocok untuk
pekerjaan tertentu, atau ekonomis untuk tujuan lain seperti
menghemat energi (Nawi, 1996).
Menurut
Kardiyono Tjokrodimulyo (1996) bahan tambah adalah bahan selain
unsur pokok beton (air, semen, agregat) yang ditambahkan pada
adukan beton, sebelum, segera atau selama pengadukan beton.
Tujuannya ialah mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton
sewaktu masih dalam keadaan segar atau setelah mengeras,
misalnya mempercepat pengerasan, menambah encer adukan, menambah
kuat tekan, menambah daktilitas, mengurangi sifat getas, mengurangi
retak-retak pengerasan dan sebagainya.
Pozzolan
adalah bahan alam buatan yang sebagian besar terdiri dari
unsur-unsursilikat dan aluminat yang reaktif (Persyaratan Umum
Bahan Bangunan di Indonesia PUBI, 1982). Pozzolan sendiri tidak
memiliki sifat semen, tetapi dalam keadaan halus (lolos ayakan 0,21
mm) bereaksi dengan air kapur pada suhu normal (24o-27oC) menjadi suatu massa padat yang tidak larut dalam air. Jumlah
pemakaian bahan pozzolan sebagai pengganti semen umumnya
berkisar antara 10% sampai dengan 35% berat semen (Tjokrodimuljo,
1996).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar